a
d

WE ARE BRUNN

Let’s Work Together

Startup Indonesia Panen Suntikan Modal

Published on July 30, 2021

Photo Credits: Kompas.com

Original post by Kompas.com

Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan minat modal ventura berinvestasi di usaha rintisan atau startup di Asia Tenggara, termasuk ke Indonesia.

Merujuk laporan Golden Gate Ventures bertajuk Southeast Asia Start Up Ecosystem 2.0, total investasi modal ventura di Asia Tenggara mencapai 7,7 miliar dollar AS di 2020. Angka ini melonjak berlipat-lipat dibanding satu dekade lalu 130 juta dollar AS.

Tahun ini diprediksi juga akan membesar. Bulan ini saja, sejumlah startup Indonesia juga panen suntikan dana. Gudang Aja semisal, marketplace fast moving consumer goods mendapat pendanaan 100 juta dollar AS dari Asia Patners dan Falcon Edge.

Suntikan modal investor ke para startup yang meroket tidak terlepas dari banyaknya jumlah penduduk yang melek teknologi digital. Tahun lalu, penduduk Indonesia yang jadi pelanggan operator seluler mencapai 125 persen dari populasi, dan yang berlangganan internet sebesar 45 persen dari total penduduk.

Nilai ekonomi digital Indonesia pun bakal terus meroket lantaran efek penggunaan teknologi digital yang makin masif. Pandemi membuat semakin banyak orang yang menggunakan teknologi digital, termasuk di Indonesia.

Tak heran, Google Temasek memproyeksikan, nilai ekonomi digital Indonesia yang di 2020 masih 44 miliar dollar AS bisa melejit menjadi 124 miliar dollar AS pada 2025. Pandemi justru mempercepat orang memakai teknologi digital, kata Pandu Sjahrir, Pendiri AC Ventures, ke KONTAN, Jumat (23/7/2021).

Inilah yang membuat modal ventura berani berinvestasi di startup lokal, termasuk AC Ventures. Menurut Pandu, tahun ini, AC Ventures injeksi modal ke sejumlah startup total 60 juta dollar AS – 70 juta dollar AS. Tahun lalu 40 juta dollar AS.

Startup yang sudah AC Ventures injeksi antara lain Buku Warung, Finantieer, Aruna, Majoo, Gajiku, Eden Farm, dan ProSpark.

PT Telkomsel Mitra Inovasi, anak usaha PT Telkomsel, juga gencar melakukan investasi ke sejumlah startup. Mulai Kredivo, PriyID, Qlue, Halodoc, Tanihub, Tada, SiCepat, hingga Inspiro. Total dana yang mereka investasikan 40 juta dollar AS.

Menurut Direktur Utama Telkomsel Mitra Inovasi Marlin R. Siahaan, startup yang jadi pilihan adalah yang bisa beradaptasi dengan pandemi korona dan bisa terkoneksi sama Telkomsel.

Salah satu startup yang mendapat suntikan yaitu Hangry. Perusahaan rintisan di bidang kuliner ini memperoleh dana 13 juta dollar AS dari sejumlah investor di bawah pimpinan Alpha JWC Ventures.

Abraham Viktor, Chief Executive Officer Hangry, perusahaannya ekspansi. Yakni memperluas dan menambah outlet yang saat ini 90 gerai ke kota-kota besar di Indonesia. Di 2030, kami targetkan Hangry menjadi startup food and beverage asal Indonesia yang bisa go global, katanya kepada KONTAN, Jumat (23/7/2021).

CEO Mandiri Capital Indonesia Eddi Danusaputro menilai, prospek startup domestik cerah karena investasi di usaha rintisan adalah investasi jangka panjang. Startup yang punya potensi antara lain di bidang social commerce, logistik, fintech, agrikultur, perikanan, dan wisata.

AC Ventures (ACV) is a top Southeast Asian venture capital firm that invests in early-stage startups focused on Indonesia and ASEAN, with over US$500 million in assets under management. The firm's mission is to empower entrepreneurs with more than just capital by combining operational experience, industry knowledge, deep local networks, and resources. ACV's team has invested in over 120 tech companies in the region since 2012. With a team of more than 35 professionals led by Adrian Li, Michael Soerijadji, Helen Wong, and Pandu Sjahrir, it has offices in Jakarta and Singapore.